Waktu "Teng Teng Teng"

Rabu, 30 Mei 2012

Kepada Mereka yang Kuanggap Sahabat

Mereka Ada walau tak ada..

         

         Berapa lama sudah aku menjalin hubungan seperti ini, bersama mereka yang kuanggap sahabat. Aku mencari siapa jati diriku sebenarnya, namun aku tak mengeira hal yang tak kuharapkan ternyata datang padaku. Impianku memiliki seorang sahabat yang dapat kujadikan contoh dalam perjalananku, dan ada disetiap langkahku. Sudah 15 tahun aku mengenyam pendidikan, dari aku dibangku TK sampai aku berada dibangku kuliah. Aku memiliki satu sahabat kecilku, kami selalu berdua dari TK sampai SMA, namun pada masa kuliah kami harus berpisah, karena sahabat kecilku pergi merantau keluar daerah. Perpisahan yang cukup membuatku terenyuh, hingga saat ini akau belum pernah melihat tampangnya. Aku merindukannya, sahabat kecilku. Mungkin sebentar lagi aku akan bertemu.

        Berapa lama sudah ku menginjakan kakiku dibangku kuliah ini, aku menemukan beberapa sosok baru. IYA.. Mereka yang aku anggap sahabat.  Mereka yang pantas ada dalam hidupku. Aku bersyukur telah menemukan orang hebaat seperti mereka, tidak seperti diriku yang lemah akan mimpi dan harapku. Hingga saat akhir aku terperangkap dalam permainanku.

         Dulu, aku menjalani hariku dengan mereka. Aku dapat tertawa, bercanda, bahkan serasa tidak satu beban saat bersama mereka. Aku dapat memaknai hidup yang terasa sangat berarti dengannya. Sungguh aku merasakan apa yang aku belum pernah rasakan. Hanya ada satu orang yang membuatku merasa nyaman dalam perjalananku. Dialah ku anggap sahabat sebagai saudara. Entah mengapa hadir dirinya dalam hidupku, membuatku merasakan kedamaian. Sosok seorang kakak, yang selalu pengertian bahkan sebagai penyemangat ketikaku lara.

        Suatu saat dimana satu persatu dari mereka menjauh. Mereka sibuk dengan diri mereka, sibuk dengan berbagai macam urusan mereka, begitu pula diriku. Aku sendiri, seperti tak ada teman. Aku merasa mereka tak ingin lagi berteman dengan diriku. Akupun mulai mencoba menjaga jarak, aku memandang mereka dari kejauhan hingga aku yakin akan mereka. Perlahan semua biasa saja, tapi aku merenung kembali terhadap dirinya yang kuanggap saudara. Ini kejadian juga padaku. Aku melihat jelas, ia dapat tertawa dengan mereka yang ia sahabat bahkan saudaranya. Namun tidak untukku. Aku terus berjalan sesuai arah kakiku. Aku menentukan arah yang ku mau, hingga ia menempatkan aku pada peristiwa yang membuat aku lara. Aku menyendiri untuk menghilangkan luka.

        Sungguh aku tak bisa menahan tangisku, ketika ia dan mereka mulai jelas manjauh. Aku tak memiliki teman, siapa yang sudi berteman denganku? Terlebih aku hanya manusia bodoh dibandingkan mereka yang hebat. Tengisku pecah ketika aku merasa kesendirian yang begitu membuatku terhanyut dalam luka. Sahabat, sahabatkku. Tak pernah ku menangis karena sahabatku dulu, namun ketika ia datang dan menjauh entah mengapa aku tak bisa menahan tangisku.

Taukah Kau Kawan?
Sahabatku tak ada satupun disampingku saat ini. Mereka hidup dengan kebahagian mereka sendiri. Aku banyak berharap, hanya saja aku ingin seperti mereka yang ia anggap sahabat. Semua telah berlalu hingga akhirnya aku tak tau arah, akankah kesendirianku akan ku berterus lagi? Entah, saat aku ingin mendekat, tak ada pintu yang terbuka untukku. Mereka seperti munafik didepanku, mereka jelas tak menginginkanku. Tuhan.. mengapa harus aku yang merasakan ini..

       Sahabat, sahabatku.. Maaf diriku yang telah menjadi beban dalam hidup kalian. Maafkan aku yang menjadi benalu dalam perjalanan kalian. Aku tahu aku memang tak pantas ada diantara kalian, terlebih untukmu. Huh.. aku tahu ada yang yang lebih penting dari hadirku, aku memang lemah. Namun, kurasa kelemahanku tak pernah sedikitpun membirikan luka terhadpmu.. Sahabatku, aku ingin kalian jujur padaku, mengapa kalian seakan acuh kembali. Yahh memang pantaslah aku seperti ini.

Semua karenaku yang menganggap diri kalian sahabat, sedangkan kalian tak sudi bersahabat denganku.. maafkan aku..  terlebih padamu yang ku anggap saudara.. 

Bersama Mereka Aku tenang :

(Terima Kasih Teman)



2 komentar:

  1. Belum brani kak..
    Bentuk tugas masih seperti copy paste punya orang..
    ntar bsa di kira plagiat..
    bsok aja kalu sudah siap..

    BalasHapus